Sampai saat ini tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Butuh waktu lama untuk sembuh dari penyakit ini. Penderita tuberkulosis setidaknya harus minum obat rutin setiap hari selama enam bulan.
Tentu saja, ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Bahkan, beberapa pasien sering tidak melanjutkan pengobatan karena merasa sehat, padahal masa pengobatan belum selesai.

Padahal, pengobatan TB yang tidak tuntas bisa memperburuk kondisi dan memperbesar kemungkinan penularan ke orang lain. Penularan kuman Mycobacterium tuberculosis dapat sangat mudah terjadi melalui udara pada saat penderita TBC berbicara, batuk atau bersin, sehingga udara yang tercemar terhirup oleh lawan bicara dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan.
Namun, selain kontak langsung dengan penderita TBC, keadaan rumah juga menjadi salah satu aspek yang dapat mempengaruhi penyebaran penyakit ini, Sobat Sehat! Bagaimana mungkin?
pencahayaan perumahan
Penerangan rumah merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan jika Anda tinggal bersama penderita TBC. Selain tidak nyaman, rumah dengan penerangan minim bisa menjadi tempat tinggal yang baik dan menjadi tempat berlindung berbagai mikroorganisme patogen, seperti kuman penyebab TBC.
Berdasarkan penelitian, kuman tuberkulosis dapat hidup di tempat yang lembab dan gelap selama bertahun-tahun. Saat penderita TBC bersin atau batuk, kuman tersebut menyebar dan menetap di dalam ruangan dan dapat menular ke orang lain yang tinggal di rumah yang sama.
Namun kuman tersebut akan mati jika terkena sinar matahari, terutama sinar ultraviolet yang terdapat pada sinar matahari pagi. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan pencahayaan yang cukup di dalam rumah agar reproduksi dan penularan kuman tersebut dapat dicegah ya sobat sehat!

Ventilasi
Bagian rumah lain yang perlu diperhatikan dalam pencegahan penularan TBC adalah ventilasi. Hal ini dikarenakan ventilasi berperan penting sebagai tempat pertukaran udara dan sinar matahari masuk ke dalam rumah, sehingga ventilasi harus memenuhi syarat.
Kepadatan penduduk juga dapat mempengaruhi kondisi ventilasi rumah, karena bangunan yang terlalu berdekatan dapat menghalangi sinar matahari masuk ke dalam rumah. Jadi pastikan juga posisi ventilasi rumahmu sudah tepat ya Sobat Sehat!
Selain itu, membuka jendela dan pintu secara rutin serta memiliki genteng kaca juga dapat menjadi solusi pertukaran udara dan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah untuk mengurangi penularan TBC ke orang lain di dalam rumah.
Editor dan Reviewer: Zafira Raharjanti, STP
Referensi
Maelani T, Cahyati WH. 2019. Karakteristik Pasien, Efek Samping Obat, dan Penundaan Pengobatan Tuberkulosis Paru. HYGEIA 3(4):625-634. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/31852/14688
Monintja N, Warouw F dan Pinontoan OR. 2020. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas 1(3):94-100.
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/ijphcm/article/view/28991/28924
Pralambang SD dan Setiawan S. 2021. Faktor risiko tuberkulosis di Indonesia. Bikfokes 2(1): 60-71. https://journal.fkm.ui.ac.id/bikfokes/article/view/4660/1303
Seorang penulis berfokus pada konten kesehatan dan nutrisi.