China telah berjanji untuk menginvestasikan tambahan $1,9 miliar pada pembuat chip memori terbesarnya. Dana Investasi Industri Sirkuit Terpadu Nasional milik negara akan menginvestasikan 12,9 miliar yuan di Perusahaan Teknologi Memori Yangtze untuk menyediakan aliran masuk modal bagi industri yang terkena sanksi AS.
Pembuat chip memori berbasis di Hubei dan merupakan satu-satunya pembuat chip domestik yang hampir bersaing dengan pemimpin global seperti Samsung. Besarnya investasi menunjukkan bagaimana China sekali lagi meningkatkan pengeluarannya untuk industri chip yang kesulitan. Industri chip China telah mencoba untuk menghindari pembatasan AS saat menghadapi penurunan komando global. Investasi di Memori Yangtze adalah salah satu investasi paling signifikan yang dilakukan oleh dana negara dalam beberapa bulan.
Pada tahun 2022, para pemimpin senior di China meluncurkan kampanye antikorupsi yang luas karena kemajuan yang lambat dalam mengembangkan alternatif lokal untuk chip yang dibuat di tempat lain. Kampanye tersebut mengakibatkan pemecatan beberapa pejabat senior dan eksekutif industri. Selain itu, kebijakan zero COVID di China juga berimbas pada perlambatan produksi chip di negara tersebut.
Amerika Serikat memberlakukan kontrol ekspor pada semikonduktor China, yang juga berdampak signifikan pada industri chip China. 5.746 perusahaan dicabut pendaftarannya pada tahun 2022. Bersamaan dengan AS, Belanda, dan Jepang juga membatasi peralatan manufaktur chip ke China.
Sumber: Bloomberg (paywall)