Dalam upaya untuk melunakkan pukulan Barat, China memberi perusahaan chip yang paling sukses akses yang lebih mudah ke subsidi dan kontrol lebih besar atas penelitian yang didukung negara. Negara Asia Tenggara ini sedang menjalani perombakan besar-besaran untuk mendukung sektor manufaktur chipnya karena ketatnya kontrol AS terhadap akses ke teknologi manufaktur chip yang canggih.
Perusahaan seperti Semiconductor Manufacturing International, Hua Hong Semiconductor, Huawei, Naura, dan Advanced Micro-Fabrication Equipment kemungkinan akan mendapat manfaat dari perubahan kebijakan tersebut. Langkah ini juga mengikuti pembentukan komisi ilmiah Partai Komunis baru, serta Kementerian Sains dan Teknologi yang dihidupkan kembali yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan terpilih. Perusahaan terpilih akan lebih mudah mengakses pembiayaan negara, tanpa harus memenuhi target kinerja.
Seseorang yang mengetahui langsung kebijakan baru tersebut mengatakan kepada Financial Times: “Pemerintah China akan mensubsidi perusahaan-perusahaan ini untuk memproduksi dan menggunakan alat pembuat chip lokal tanpa batasan pendanaan, hanya untuk mengatasi batasan AS.” Perubahan kebijakan tersebut merupakan pengakuan bahwa upaya subsidi China sebelumnya untuk mengembangkan kemampuan domestik dalam industri semikonduktor tidak berhasil dan tidak lagi dapat dilakukan di bawah pembatasan AS saat ini.
Pembatasan ekspor oleh pemerintah Biden pada chip canggih telah sangat berdampak pada sektor semikonduktor China, sementara perjanjian trilateral antara AS, Jepang, dan Belanda akan mencegah China memperoleh peralatan pembuat chip terbaru.
Sumber: Financial Times (paywall)